MUSIRAWAS SUMSEL - Ribuan masyarakat Kabupaten Musirawas, Jumat (17/6/2022) sore menyesaki Lapangan Budi Utomo Desa Sukowono Kecamatan Jayaloka. Kedatangan warga Nahdlatul Ulama itu dalam rangka menghadiri acara "Ngaji dan Doa Bersama Gus Miftah" yang juga dihadiri oleh Bupati Musirawas, Hj. Ratna Machmud dan sejumlah pejabat serta pengurus PC Nahdlatul Ulama Kabupaten Musirawas.
Pada kesempatan itu Gus Miftah dengan gaya kocak dakwahnya berhasil mengocok perut para hadirin saat itu. Tak lupa ada pesan yang disampaikan kepada jemaah dan juga Pemerintah Kabupaten Musirawas.
"Saya sudah beberapa kali minta nasehat kepada para kiyai sepuh. Dan nasehatnya cuma dua. Perbanyak membaca Surat Al-Fatihah dan Sholawat, " kata Gus Miftah.
Melihat antusias warga Nahdliyin dalam kegiatan keagamaan, Gus Miftah juga mendoakan agar Kabupaten Musirawas menjadi Kota Nabi.
Ia kemudian menyampaikan kisah Nabi Musa Alaihisalam yang berkaitan dengan Bani Israil dilanda kekeringan cukup lama. Shalat mohon hujan (istisqa') sudah ditempuh. Nabi Musa pun ikut turun tangan. Berkali-kali shalat dan menghaturkan doa, tidak ada tanda-tanda hujan akan turun.
Akhirnya keluarlah firman Allah dimana akan diturunkan hujan dengan dua syarat. Yang pertama adalah ummat Nabi Musa harus akur, tidak ada perselisihan.
"Jika ingin membuat Kabupaten Musirawas ini maju, salah satunya harus akur dan harus rukun. Persatuan adalah azas kemajuan. Kalo Akur maka rahmat Allah mudah datang, " jelasnya.
Dilanjutkan Gus Miftah, terkadang ulama yang tidak mau akur atau tidak mau rukun itu bukan karena beda 'pendapat' tapi beda 'pendapatan'.
Syarat yang kedua adalah Nabi Musa harus menemui Waliyullah bernama Barkh Al-Aswad. Dan mintalah agar Barkh berdoa minta hujan. Maka Allah akan menurunkan hujan.
Secara logika seorang Nabi Allah harus menemui wali. Tentu ini sangat jauh levelnya. Namun ini perintah Allah yang harus dijalankan agar permintaan diturunkannya hujan dapat terkabul.
Setelah mendapatkan Barkh al-Aswad, lalu Waliyullah itu melantunkan doa yang cukup aneh di telinga Nabi Musa. Barkh tidak berdoa, ia justru 'memarahi' Tuhan. Allah lalu berfirman kepada Nabi Musa, "Sesungguhnya Barkh menertawakan-Ku tiga kali sehari."
Artinya apa? Beragama itu selow, jangan kaku. Kemudian dari pelajaran antara Nabi Musa dan Waliyullah Barkh Al-Aswad itu dimaknai bahwa Pemerintah jangan jauh-jauh dengan ulama.
"Tidak ada Tokoh besar yang tidak dikawal ulama, " tambah Gus Miftah.
Untuk diketahui, selain Bupati Musirawas Hj. Ratna Machmud yang hadir, terlihat hadir seperti Walikota Lubuklinggau SN. Prana Putra Sohe, Kapolres Musirawas AKBP Ahmad Gusti Hartono, Kepala Dinas Kominfo dan Statistik Salman Al-Faresi, Kepala Dinas Perhubungan Adi Winata, Kepala Satpol PP dan Damkar Dien Chandra.
Usai acara pengajian akbar, Gus Miftah dan rombongan bertolak menuju rumah dinas Bupati Musirawas untuk beramah-tamah sejumlah pejabat Musirawas. (dod)